Saat Islam Menyantuni Rakyat Eropa yang Kelaparan

Saat Islam Menyantuni Rakyat Eropa yang Kelaparan

Siapa sangka bahwa Islam memiliki sejarah yang gemilang, bahkan pernah menyantuni rakyat Eropa yang dilanda kelaparan. Mungkin judul ini terlihat tidak pas atau bahkan meragukan. Namun sejarah telah mencatat demikian., bahwa Islam pernah memberikan bantuan yang sangat besar kepada rakyat Eropa di saat terjadi bencana kelaparan.

Tepatnya antara tahun 1845-1852 M, kelaparan hebat terjadi seantero Eropa. Peristiwa itu dikenal dengan "The Great Hunger". Walaupun bencana kelaparan merata di Eropa, namun kondisi terparah terjadi di Irlandia dan Skotlandia yang saat itu berada di bawah kekuasaan Inggris.

Kelaparan ini disebabkan panen kentang yang berulang kali gagal, sementara kentang yang ada diserang jamur berbahaya sehingga tidak dapat dikonsumsi. Selain itu, kebijakan pemerintah Inggris yang mengekspor bibit kentang ke wilayah utara serta pemberlakuan tanam paksa dengan harga sewa tanah yang tinggi terhadap petani Irlandia juga turut menjadi penyebab bencana kelaparan tersebut.

Sumber lain menyebutkan bahwa bencana ini bukan famine (paceklik) tapi genoside, sebuah kejahatan yang disengaja oleh Inggris.

Akibat dari bencana tersebut, satu juta orang meninggal dunia, imigrasi besar-besaran terjadi sehingga membuat jumlah penduduk Irlandia berkurang sebanyak 25 persen.

Mendengar peristiwa itu, Sultan Turki Utsmani (Ottoman Turky) Abdul Majid 1 menyatakan keinginannya untuk memberi santunan sebesar 10.000 sterling guna membantu para petani Irlandia.

Akan tetapi Ratu Victoria meminta sang Sultan supaya mengirimkan 1.000 sterling saja. Permintaan Ratu Victoria memang aneh, sepertinya ia tidak mau terlihat rendah karena sebelumnya hanya mengirimkan 2.000 sterling, jumlah yang jauh lebih kecil dibanding tawaran sultan.

Sang Sultan akhirnya sepakat dengan permintaan Ratu Victoria. Dia hanya mengirimkan 1.000 sterling. Namun secara diam-diam, sang Sultan juga mengirimkan lima kapal besar yang memuat makanan, sepatu dan berbagai kebutuhan lainnya.

Mengetahui hal itu, pemerintah Inggris melakukan usaha pemblokiran terhadap kapal-kapal yang mengangkut bantuan sang Sultan. Akan tetapi kapal-kapal itu berhasil berlabuh dengan selamat di pelabuhan Drogheda. Setelah mengantarkan kapal-kapal tersebut, para pelaut Utsmani meninggalkan pelabuhan Drogheda dan kembali ke Turki.

Atas santunan tersebut masyarakat Irlandia menyampaikan rasa terima kasih yang sebesar-besarnya kepada sultan Abul Majid 1 melalui sebuah surat yang hingga saat ini masih tersimpan rapi di museum arsip Turki.


Surat ucapan terimakasih para pembesar dan bangsawan mewakili rakyat Irlandia kepada Kekhalifan Turki Utsmani atas bantuan kemanusiaan yang diberikan yang masaih tersimpan di museum Istanbul Turki.

Dalam surat tersebut para pembesar dan bangsawan Irlandia menyampaikan pujian kepada Sultan. Mereka juga berharap agar tindakan Kekhalifahan Utsmani menjadi contoh bagi negara-negara Eropa lainnya.

Hingga kini peristiwa bersejarah itu masih sangat membekas dihati masyarakat Irlandia, terutama bagi mereka yang tinggal di sekitar pelabuhan Drogheda. Dan sejak peristiwa itu, masyarakat Irlandia menganggap Turki seperti saudara sendiri, sehingga tak jarang siapapun yang pernah berkunjung ke Irlandia khususnya ke Drogheda dapat dengan mudah menyaksikan hal-hal yang bernuansa Turki.

Bahkan salah satu klub sepak bola Irlandia Drogheda United menjadikan lambang kesultanan Ottoman Turki sebagai lambang klubnya. Pilihan tersebut merupakan bentuk penghormatan terhadap kekhalifaan Turki Utsmani.



Begitulah fakta kemanusiaan pada masa di mana Islam berjaya. Semoga saja kelak Islam diberi kesempatan untuk bisa tampil kembali sehingga memberikan rahmat untuk seluruh alam.

Silahkan bagikan:

Artikel terkait:

Add your comment Hide comment

Disqus Comments